Perabotan Lenong

Aku Bangga Jadi Anak Betawi

Jumat, 09 Maret 2012

BUDAYA PESTA DAN KONDANGAN PADA MASYARAKAT BETAWI DALAM ...PRESPEKTIF AGAMA

udah jadi tradisi sebuah perayaan, baik pernikahan maupun khitanan di kampung - kampung betawi pinggiran Jakarta, yang dirayakan dengan amat meriah, orkes dangdut semalam suntuk yang memekakan telinga, atau layar tancap atau juga organ tunggal. dan yang lebih mengejutkan lagi, keluarga-keluarga yang ekonomin...ya pas-pasan pun saat menikahkan anak gadisnya seolah tidak mau kalah meriah, entah darimana uangnya. Mereka lebih memilih mengadakan pesta dengan biaya besar dan meriah dibanding harus mengeluarkan biaya untuk sekolah anak-anaknya. Entah apa motivasi dari orang tersebut, tetapi biasanya mereka menyelenggarakan pesta perkawinan seperti itu, dengan harapan mendapatkan untung dari sumbangan tamu berupa amplop kondangan atau sumbangan tetangga dalam bentuk lainnya .
Pada masyarakat betawi, bahkan, kebiasaan memberikan amplop kondangan atau kado hampir menjadi utang-piutang. Bahkan sudah menjurus seperti investasi, yang mempunyai hajat sudah tamak lebih dulu, bahwa dia akan mendapat banyak sumbagan dari tamu undangan, karena dia merasa sudah sering kondangan ke orang lain. Sehingga muncul istilah mengadakan pesta untuk “nyabut Kondangan”.Para tamu undangan pun demikian rasanya tidak bisa hadir tanpa memberikan sumbangan, entah berupa kado atau uang dalam amplop. Tentu perilaku seperti itu sudah melenceng dari maksud disyari'atkannya perayaan baik perayaan pernikahan ataupun khitanan yang biasanya disebut dengan istilah walimah.
Orang mengadakan walimah menjadi tidak ikhlas, walimah tidak lagi murni menjadi refleksi rasa syukur, namun tersimpan harapan lain, ingin mendapat sumbangan dari tamu undangan, para tetangga dan handai tolan. Seandainya mau tak hadir, jelas tak enak, karena merasa berhutang, kawan yg mengundangnya pernah datang ke walimahnya dan membawa sumbangan. Tak heran kondisi ini mendorong orang yang kondisi keuangannya pas-pasan harus putar otak mencari tambahan uang untuk kondangan, terkadang merekapun akhirnya berbuat nekat seperti tergambar dalam berita yang tertera di awal tulisan ini.Dampak kurang enak dari budaya seperti ini juga sangat terasa pasca lebaran, dimana orang hajatan atau pesta seperti berlomba-lomba, muncul dimana-mana layaknya jamur di musim hujan. Seakan-akan walimah jadi wajib hukumnya, baik perayaan nikah, khitanan, bahkan banyak juga yang mengadakan pesta tanpa ada kepentingan apa pun, Cuma “nyabut kondangan” saja tujuannya. Karenanya tidak sedikit orang yang menarik nafas panjang ketika menerima surat undangan pesta, karena bisa saja undangan tersebut adalah undangan kedua atau ketiga dalam minggu itu. Dan dampaknya akan ada biaya besar yang harus di keluarkan untuk kondangan karena orang yang di undang merasa kehutangan, atau untuk sekedar berinvestasi agar nanti ketika ia punya hajat orang yang sekarang mengundang akan mengembalikan uang itu dalam jumlah yang sama.
Di beberapa komunitas masyarakat Betawi bahkan ada istilah kondangan kolektif, atau orang betawi menyebutnya “kongan”. Prakteknya mirip dengan arisan, dipimpin oleh sorang ketua grup, tiap anggota diminta urunan dengan jumlah uang tertentu yang tentunya tidak kecil jumlahnya, lalu uang itu diserahkan untuk si empunya hajat, begitu terus bergantian.Agak sulit memang, merubah tatanan adat yang telah ada dan mapan. Apalagi menghilangkan kesemuanya itu. Ada kesan hambar, dan tidak ‘wah’ barangkali kalau semua prosesi itu ditiadakan. Bayangkan saja, kalau sebuah pesta tanpa diselenggarakan dengan meriah tanpa ada bunyi-bunyian keras dari soundsystem berkekuatan lebih dari 1000 watt, pasti para tamu agak rikuh dan berpikir, “bener gak ini pestanya?” Atau, “bener hari ini kan?” sambil terkesan ragu-ragu, jangan-jangan sudah selesai kemarin, atau malah belum dimulai?
Tetapi merubah budaya ini belumlah terlambat, asal ada kemauan. Sekarang repotnya kalangan ulama yang semestinya menjadi agen perubahan di masyarakat, justru seperti menikmati kondisi ini. Karena merekapun sedikit-banyaknya mendapat berkah juga dari amplop ceramah pada acara maulidan sehari sebelum walimah. Makanya tak jarang pula, beberapa ulama dalam ceramahnya malah memotivasi hadirin agar amplop kondangan besok, diisi dengan layak, biasanya dikaitkan dengan harga bahan pokok yang semakin mahal, sehingga jika kondangan isi nya kecil akan memberatkan tuan rumah.Tapi bagaimana-pun, harus diingat, hal itu adalah kebiasaan-kebiasaan yg tidak baik.
Tinggal sekarang kembali ke prinsip disyariatkannya walimah, yaitu untuk mengungkapkan rasa syukur dan untuk menyiarkan keterikatan dua mempelai dalam satu akad suci, pernikahan. Mungkin dari sinilah ulama mesti bertolak, untuk mengembalikan tujuan walimah kepada tujuan semula, yaitu walimah sebagaimana telah diajarkan nabi sesuai dengan sabdanya: "....Adakanlah walimah sekalipun hanya dengan seekor kambing." (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Alabni dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 1854)Maka, karena ingin mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraannya, si empunya hajat lantas mengundang tetangga-tetangga, kawan-kawan, dan kolega-kolega, juga sanak famili. Yang terpenting dari itu semua adalah diperolehnya doa-doa selamat dari orang-orang yang diundang. Kita pun kalau hadir seharusnya dalam kerangka dan niat mendoakan, juga untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, atau mendoakan kepada anak yang di khitan agar menjadi anak yang sholeh.Jangan sampai salah memasang niat, karena segala sesuatu itu tergantung niatnya. Penyelenggaraan walimah pernikahan di dalam Islam memiliki tujuan suci, yaitu untuk mengabarkan kepada khalayak umum tentang pelaksanaan sebuah ijab qabul. Terjadinya ijab qabul tak boleh disembunyikan dari masyarakat, karena akan menyebabkan terjadinya fitnah dan kemudharatan, begitu pula halnya dengan walimah khitan.
Hindari penyelenggaraan walimah dengan niat memamerkan harta yang dimiliki, atau saling bersaing dengan keluarga lain. Hindari pula pelaksanaan walimah karena niat mencari sensasi, mencari popularitas. Bahkan ada yang berniat menyakiti hati orang lain dengan cara mengadakan walimah besar-besaran, ditambah dengan memanggil hiburan yang mengundang maksiat seperti orkes dangdut, organ tunggal atau layar tancep.Apalagi bila tujuannya sekedar gengsi dan ingin dianggap sebagai orang yang mampu, padahal semua itu dengan berhutang. Atau ?maaf- dengan mengharapkan adanya uang diamplop yang diselipkan para tamu. Bahkan dengan tidak malu-malu dituliskan di kartu undangan sebuah pesan yang intinya tamu jangan bawa kado, tapi bawa uangnya saja. Biar tidak tekor alias rugi.
Ada dua pendapat para ulama, antara yang mewajibkan menghadiri undangan walimah dan yg tidak mewajibkan bahkan mengharamkan. Jika memang dalam pesta tersebut tidak ada kemungkaran-kemungkaran maka kita wajib menghadirinya, sebagaimana sabda Rasullulah SAW : ."Jika kalian diundang walimah, sambutlah undangan itu (baik undangan perkawinan atau yang lainnya). Barangsiapa yang tidak menyambut undangan itu berarti ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya." (HR. Bukhari 9/198, Muslim 4/152, dan Ahmad no. 6337 dan Al-Baihaqi 7/262 dari Ibnu Umar).Akan tetapi tidak wajib menghadiri undangan dengan niat berinvestasi, serta didalamnya terdapat maksiat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya, seperti orkes dangdut, joget laki-laki perempuan, mabuk-mabukan, nyawer, dan semacamnya, kecuali dengan maksud akan merubah atau menggagalkannya. Jika telah terlanjur hadir, tetapi tidak mampu untuk merubah atau menggagalkannya maka wajib meninggalkan tempat itu.Demikianlah tata cara walimah yang disyariatkan oleh Islam. Semoga Allah Taala memberikan kelapangan bagi masyarakat Betawi untuk mengikuti petunjuk yang benar dengan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaih wa sallam. Wallahu ‘alam bisshawab.

dari : Jabir Sofyan Khamal

3 komentar:

  1. buat jabir sofyan khamal, kalo ngambil tulisan orang sebutin dong sumbernya, jangan copy paste aja kerjaan luh... gua tau lu nyolong tulisan ini di : http://anakmandorbuang.blogspot.com/2009/01/budaya-pesta-dan-kondangan-pada.html
    punya blog yang kreatif dong bikin tulisan sendiri, atau kalo copy paste tulisan orang sebutin dong sumbernya atau nama pengarangnya

    BalasHapus
  2. mau Saya ingin bercerita bahwa dulu ya saya se orang penjual es kuter kelilin tiap malam. pendapatannya tidak seberapa dan. tidak pernah cukup dalam kebutuhan keluarga saya,, suatu hari saya dapat. informasi dari teman bahwa bisa memberikan angka ritual/goib.100% tembus.ki roro akhirnya saya ikuti 4D nya dan alhamdulillah meman bener-bener terbukti tembus. saya sangat berterimakasih banyak kpd aky roro atas bantuan AKY saya sekarang. sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya bahkan saya juga sudah buka. usaha matrial dan butik pakaian muslim. Jika anda buktikan silahkan HBG AKI DI NMR IN 085 211 011 165 TRMH KSH

    BalasHapus
  3. ANGKA JITU DAN AKURAT HASIL RITUAL YANG BISA ANDA MENANGKAN HARI INI HUB NO =082=310=142=255 KY DARMO DENGAN KEMANPUAN SUPRANATURAL YANG DIMILIKINYA BISA MENEMBUS ALAM GHOIB DAN AKAN MEMBERIKAN KEMENANGAN ANDA HARI INI KARNA BELIAU AKAN SELALU MEMBANTU ANDA DENGAN ANGKA RITUALNYA YANG DI JAMIN 100% TEMBUS DAN MEMANTAU ANDA SELAMA PEMASANGAN ANGKA (SGP/HKG/MALAYSIA/ )SAMPAI AKHIR PUTARAN ANGKA TOGEL SELESAI DI PUTAR,

    Anda cukup mendaftar dengan biaya sesui angka yang anda minta
    sebagai biaya ritual untuk di belikan peralatan sesajen seperti :
    KEMBANG,KEMENYANG,PISANG DAN TELUR AYAM KAMPUNG. Setelah biaya di kirim maka AKY DARMO akan membantu anda dengan ritual ghoib. Biaya yang anda keluarkan tidak sebanding dengan angka hasil ritual yang di berikan kepada anda semua.tapi ingat setelah tembus sisihkan sedikit buat yang memerlukan biar berkah. DAPATKAN SEKARANG JUGA ANGKA TEMBUS KY DARMO Call / Sms =082=310=142=255

    . GHOIB: singapur 2D/3D/4D/

    angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/

    angka GHOIB; malaysia 4D/6D/8D/

    angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/

    angka GHOIB; laos 4D/6D/8D

    angka GHOIB; thailan

    angka GHOIB; macau

    angka ghoib; sidney

    BalasHapus